Filtrasi
Filtrasi terjadi di kapiler di mana cairan dipaksa keluar ke ruang
intersisial oleh tekanan hidrostatik (tekanan darah) dan di ginjal
tempat urin di mulai dibentuk. Filtrasi adalah proses di mana air dan
zat terlarut dipaksa melalui membran dengan tekanan sehingga partikel
besar tertinggal atau dihilangkan, seperti protein dan sel - sel darah.
Filtrasi terjadi karena perbedaan tekanan pada kedua sisi
membran-gradien tekanan. Tekanan yang digunakan untuk filtrasi dalam
tubuh adalah tekanan darah.
Keseimbangan Elektrolit
Jika elektrolit dilarutkan dalam air, maka akan berdisosiasi menjadi ion
- ion. Elektrolit terpenting dalam tubuh adalah kation natrium, kalium,
magnesium, kalsium, hidrogen dan anion bikarbonat, korida, fosfat dan
sulfat. Konsentrasi ion H+ akan mengontrol pH, sedangkan ion yang lain
mengontrol keseimbangan elektrolit.
Zat nonelektrolit merupakan senyawa yang terikat secara kovalen,
misalnya glukosa, lipid, dan urea. Zat - zat ini tidak berdisosiasi
menjadi ion dalam larutan dan tidak menghantarkan listrik.
Gangguan konsentrasi elektrolit cukup sering terjadi dan terminologi ntuk menjelaskannya dapat diuraikan ke dalam tiga bagian.
Konsentrasi elektrolit dalam tubuh dipertahankan dalam batas - batas
yang sempit. Tubuh dapat mengekskresikan elektrolit dalam urin melalui
ginjal jika elektrolit berlebih atau dapat mereabsorbsi elektrolit jika
konsentrasi elektrolit kurang dari normal. Elektrolit juga keluar
melalui keringat dan saluran gastrointestinal sebagai feses. Hormon -
hormon (antideuretik paratiroid, adrenal, dan peptida natriuretik atrial) juga berperan besar dalam keseimbangan air dan elektrolit.
Air dalam Tubuh
Air tidak dapat disimpan dalam tubuh, tetapi 60% dari berat badan total
adalah air. Muntah berlebihan atau diare berkepanjangan dapat mengancam
nyawa jika air dan elektrolit yang hilang tidak segera diganti. Pada
bayi hal ini lebih berbahaya, karena bayi memliki kandungan air dalam
tubuh lebih tinggi (70%). Pasien yang mengalami luka bakar derajat tiga
juga dapat mengalami kematian akibat kehilangan cairan dan bukan akibat
lukaknya.
Persentase air dalam tubuh tergantung dari usia, jenis kelamin, dan
jumlah lemak tubuh. Jaringan lemak (adiposa) mengandung lebih sedikit
air dibandingkan tulang.
Terdapat dua kompartemen fluida utama dalam tubuh:
- Kompartemen Fluida Intraselular (ICF-Intra Cellular Fluid-fluida di dalam sel)
- Kompartemen Fluida Ekstraselular (ECF-Extra Cellular Fluid-fluida di luar sel)
- kompartemen plasma (intravaskular)
- fluida intersisial (fluida antarsel)
Terdapat juga fluida tubuh khusus yaitu fluida limfatik, fluida
serebrospinal, fluida dalam mata, dan fluida sinovial sendi. Komposisi
fluida tersebut mirip fluida intersisial dan dapat dianggap bagian dari
fluida intersisial.
Perpindahan Fluida-Pembentukan Fluida Intersisial
Perpindahan fluida tubuh antarkompartemen diatur oleh tekanan osmotik
dan/atau hidrostatik (tekanan darah). Pertukaran antar plasma dan fluida
intersisial terjadi melalui dinding kapiler.
Kapiler menghubungkan arteriol dan venula. Jadi, di sepanjang kapiler
tekanan hidrostatik akan bervariasi dari 32 mmHg pada ujung arteri
hingga 12 mmHg pada ujung vena. Tekanan osmotik protein plasma (tekanan
onkotik) akan melawan aliran ini. Albumin adalah protein plasma utama
yang bertanggung jawab untuk mempertahankan tekanan osmotik dalam
plasma. Tekanan osmotik yang disebabkan oleh protein plasma relatif
konstan sepanjang kapiler, yaitu sebesar 25 mmHg. Fluida meninggalkan
kapiler pada ujung vena. Pori pada dinding kapiler hanya memungkinkan
molekul - molekul kecil meninggalkan kapiler sehingga fluida intersisial
yang menggenangi sel tidak mengandung sel atau protein besar. Sekitar
20 L fluida berindah dengan cara ini setiap harinya-90% akan mengalami
reabsorbsi pada ujung vena, sementara 10% akan menuju sistem imfatik.
EDEMA
Edema adalah akumulasi berlebih fluida intersisial, yang menyebabkan
pembengkakan jaringan. Salah satu karakteristik edema adalah 'pitting'.
Jika kulit pada daerah edema ditekan denga jari, maka akan terbentuk
lekukan (pit) yang menetap sekitar 30 detik. Banyal hal yang menyebabkan
edema, akan tetapi hanya terdapat empat mekanisme fisiologis
pembentukan edema, yaitu:
- Peningkatan tekanan hidrostatik kapiler-menyebabkan peningkatan aliran keluar fluida dari kapiler (contoh, kehamilan atau plester ketat, vena varikose, pemberian infus intravena berlebihan).
- Penurunan tekanan osmotik protein plasma-penurunan reabsorbsi fluida (contoh, kerusakan hati, luka bakar, malnutrisi (kwasiorkor) dan kelaparan yang semuanya menyebabkan turunnya protein darah (hipoproteinemia)).
- Peningkatan permeabilitas dinding kapilar-menyebabkan peningkatan aliran keluar fluida dari kapiler (contoh, respons inflamasi atau reaksi alergi disebabkan oleh pelepasan histamin).
- Penurunan aliran limfatik-penurunan reabsorbsi fluida ke sistem limfatik (contoh, operasi pengangkatan kelenjar getah bening, infestasi cacing parasit, filaria (kaki gajah-elefantiasis), limfedema. Tumor pada kelenjar getah bening.
Referensi:
- James, Joyce dkk. Prinsip - prinsip Sains untuk Keperawatan.
Tidak ada komentar