Farmakokinetik: Distribusi
Dalam
darah, obat akan diikat oleh protein plasma dengan berbagai ikatan
lemah (ikatan hidrofobik, Van Der Waals, hidrogen dan ionik). Ada
beberapa macam protein plasma:
- Albumin: mengikat obat - obat asam dan obat - obat netral (misalnya steroid) serta bilirubin dan asam - asam lemak. Albumin mempuyai 2 tempat ikatan, yakni:
- Site I mengikat warfarin, fenilbutazon, fenitoin, asam valproat, tolbutamid, dan bilirubin (disebut warfarin site).
- Site
II mengikat diazepam dan benzodiazepin lainnya, dan asam - asam
karboksilat (kebanyakan AINS) penisilin dan deriviratnya (disebut
diazepam site).
- a-glikoprotein mengikat obat - obat basa.
- CBG (Corticosteroid-Binding Globulin) khusus mengikat kortikosteroid.
- SSBG (Sex Steroid-Binding Globulin) khusus mengikat hormon kelamin.
Obat
yang terikat pada protein plasma akan dibawa oleh darah ke seluruh
tubuh. Kompleks obat-protein terdisosiasi dengan sangat cepat (t1/2-20
milidetik). Obat bebas akan keluar ke jaringan (dengan cara yang sama
seperti cara masuknya) ke tempat kerja obat, ke jaringan tempat depotnya
ke hati (dimana obat mengalami metabolisme menjadi metabolit yang
dikeluarkan melalui empedu atau masuk kembali ke darah), dan ke ginjal
(dimana obat/metabolitnya diekskresi ke dalam urin).
Di
jaringan, obat yang larut air akan tetap berada di luar sel (di cairan
intersisial), sedangkan obat yang larut lemak akan berdifusi melintasi
membran sel dan masuk ke dalam sel, tetapi karena perbedaan pH di dalam
sel (pH=7) dan di luar sel (pH=7,4), maka obat - obat asam lebih banyak
di luar sel dan obat - obat basa lebih banyak di dalam sel.
Ikatan
dengan protein plasma ini kuat untuk obat yang lipofilik dan lemah
untuk obat yang hidrofilik. Ikatan dengan protein plasma ini terutama
penting untuk obat - obat yang lipofilik agar
dapat dibawa oleh darah ke seluruh tubuh karena obat lipofilik jika
tidak terikat protein akan segera berdifusi ke luar pembuluh darah
(melintasi membran sel endotel).
Volume
distribusi (Vd) adalah volume dimana obat terdistribusi dalam kadar
plasma. Jadi Vd bukanlah volume anatomis yang sebenarnya, tapi hanya
volume semu yang menggambarkan luasnya distribusi obat dalam tubuh.
Kadar plasma yang tinggi menunjukkan obat berkonsentrasi dalam darah
sehingga Vd-nya kecil. Sebaliknya kadar plasma yang kecil menunjukkan
obat tersebar luas dalam tubuh atau terakumulasi di jaringan sehingga
Vd-nya besar.
Sawar darah otak merupakan sawar
antara darah dan otak, sel - sel endotel pembuluh darah kapiler di otak
membentuk tight-junction (tidak ada lagi celah di antara sel - sel
endotel tersebut) dan pembuluh darah kapiler ini dibalut oleh tangan -
tangan astrosit otak yang merupakan berlapis - lapis membran sel. Dengan
demikian hanya obat yang larut baik dalam lemak yang dapat melintasi
sawar darah otak. Akan tetapi obat larut lemak yang merupakan substrat
P-gp atau MRP akan dikeluarkan oleh P-gp atau MRP yang terdapat dalam
membran sel endotel pembuluh kapiler otak (sawar darah otak). Dengan
demikian P-gp menunjang fungsi sawar darah otak untuk melindungi otak
dari obat yang efeknya merugikan. Contohnya loperamid, obat ini larut
lemak tapi juga substrat P-gp maka tidak masuk otak.
Sawar
uri terdiri dari satu lapis sel epitel vili dan satu lapis sel endotel
kapiler dari fetus, jadi mirip sawar saluran cerna. Karena itu obat yang
dapat diabsorpsi melalui pemberian oral juga dapat masuk fetur melalui
sawar uri. P-gp pada sawar uri, seperti halnya pada sawar darah otak,
juga berfungsi untuk menunjang fungsi sawar untuk melindungi fetus dari
obat yang efeknya merugikan.
Interaksi
pergeseran protein. Obat - obat asam akan bersaing untuk berkaitan
dengan albumin di tempat ikatan yang sama (antar obat - obat yang
mengikat site I atau antar obat - obat yang mengikat site II), dan obat -
obat basa akan bersaing untuk berikatan dengan a-glikoprotein. karena
tempat ikatan pada protein plasma tersebut terbatas, maka obat yang pada
dosis terapi telah menyebabkan jenuhnya ikatan akan menggeser obat
lainyang terikat pada tempat ikatan yang sama sehingga obat yang
tergeser ini akan lebih banyak yang bebas. Selanjutnya obat yang bebas
ini akan keluar dari pembuluh darah dan menimbulkan efek farmakologik
atau eliminasi dari tubuh. Interaksi pergeseran protein akan bermakna
secara klinik jika obat yang digeser memenuhi 3 syarat berikut:
- ikatan protein tinggi: lebih dari atau sama dengan 85%.
- volume distribusi kecil kurang dari atau sama dengan 0,15 L/kg.
- margin of safety (batas keamanan) sempit, sehingga peningkatan kadar plasma yang relatif kecil sudah bermakna secara klinik.\
Yang
memenuhi syarat sebagai obat penggeser adalah obat - obat yang pada
kadar terapi telah menjenuhkan tempat ikatannya pada protein, misalnya
fenilbutazon, asam valproat dan sulfonamid untuk albumin site I,
ibuprofen dan ketoprofen untuk albumin site II, sedangkan asam salisilat
dan naproksen untuk albumin site I maupun site II.
Referensi:
- UI.Farmakologi dan Terapi.
- Google.
Tidak ada komentar