Header Ads

ad728
  • Breaking News

    Farmakodinamik: Mekanisme Kerja Obat dan Reseptor Obat



    Farmakodinamik adalah subdisiplin farmakologi yang mempelajari efek biokimiawi dan fisiologi obat, serta mekanisme kerjanya. Tujuan mempelajari mekanisme kerja obat ialah untuk meneliti efek utama obat, mengetahui interaksi obat dengan sel, dan mengetahui urutan peristiwa serta spektrum efek dan respons yang terjadi. Pengetahuan yang baik mengenai hal ini merupakan dasar terapi rasional dan berguna dalam sintesis obat baru.

    MEKANISME KERJA OBAT
    Kebanyakan obat menimbulkan efek  melalui interaksi dengan reseptornya pada sel organisme.  Interaksi obat dengan reseptornya ini mencetuskan perubahan biokimiawi dan fisiologi yang merupakan respons khas untuk obat tersebut. Reseptor obat merupakan komponen makromolekul fungsional, hal ini mencakup 2 konsep penting. Pertama, obat dapat mengubah kecepatan kegiatan faal tubuhKedua, obat tidak menimbulkan fungsi baru, tetapi hanya memodulasi fungsi yang sudah ada. Walaupun tidak berlaku pada terapi gen, secara umum konsep ini masih berlaku sampai sekarang. Setiap komponen makromolekul fungsional dapat berperan sebagai reseptor obat, tetapi sekelompok reseptor obat berperan sebagai reseptor fisiologis untuk ligand endogen (hormon, neurotransmiter). Obat yang efeknya menyerupai senyawa endogen disebut agonis. Sebaliknya, obat yang tidak mempunyai aktivitas intrinsik sehingga menimbulkan efek dengan menghambat kerja suatu agonis disebut antagonis. Di samping itu, ada obat yang jika berikatan dengan reseptor fisiologik akan menimbulkan efek instrinsik yang berlawanan dengan efek agonis, yang disebut agonis negatif.

    RESEPTOR OBAT
    SIFAT KIMIA. Protein merupakan reseptor obat yang paling penting (misalnya reseptor fisiologis, asetilkolinerterase, Na+, K+ -ATPase, tubulin, dsb.). Asam nukleat juga dapat merupakan reseptor obat yang penting, misalnya untuk sitostatik. Ikatan obat reseptor dapat berupa ikatan ion, hidrogen, hidrofobik, van der Walls atau kovalen, tetapi umumnya merupakan campuran berbagai ikatan di atas. Perlu diperhatikan bahwa ikatan kovalen merupakan ikatan yang kuat sehingga lama kerja obat seringkali, tetapi selalu panjang. Walaupun demikian, ikatan nonkovalen yang afinitasnya tinggi juga dapat bersifat permanen.

    HUBUNGAN STRUKTUR-AKTIVITAS. Struktur kimia suatu obat berhubungan erat dengan afinitasnya terhadap reseptor dan instrinsiknya, sehingga perubahan kecil dalam molekul obat misalnya perubahan stereoisomer, dapat menimbulkan perubahan besar dalam sifat farmakologisnya. Pengetahuan mengenai hubungan struktur-aktivitas bermanfaat dalam strategi pengembangan obat baru, sintesis obat yang rasio terapinya lebih baik, atau sintesis obat yang selektif terhadap jaringan tertentu.

    RESEPTOR FISIOLOGIK. Telah disebutkan bahwa reseptor obat adalah makromolekul selular tempat obat terikat untuk menimbulkan efeknya. Sedangakan reseptor fisiologik adalah protein selular yang secara normal berfungsi sebagai reseptor bagi ligand endogen, terutama hormon, neurotransmiter, growth faktor dan autakoid. Fungsi reseptor ini meliputi pengikatan ligand yang sesuai (oleh ligand binding domain) dan pengantaran sinyal (effector domain)yang dapat secara langsung menimbulkan efek intrasel atau secara tidak langsung memulai sintesis atau penglepasan molekul intrasel lain yang dikenal sebagai second messenger.

    Dalam keadaan tertentu, molekul reseptor berinteraksi dengan protein selular yang berhubungan erat, membentuk sistem reseptor-efektor, sebelum menimbulkan efeknya. Contohnya sistem adenilat siklase, reseptor mengatur aktivitas adenilat siklase yakni efektor yang mensintesis cAMP sebagai second messenger. Dalam sistem ini sistem G-lah yang berfungsi sebagai perantara reseptor dengan enzim tersebut. Terdapat 2 macam protein G, yang satu berfungsi dalam penghantaran (Gs), yang lain berfungsi dalam penghambatan (Gi) sinyal.

    Sangat penting untuk mempelajari mekanisme obat untuk mengetahui efek dan respons yang terjadi pada pasien.


    Referensi:
    • UI. Farmakologi dan Terapi.
    • Google.

    Tidak ada komentar

    Post Top Ad

    ad728

    Post Bottom Ad

    ad728