Air Sebagai Pelarut
Air merupakan zat pelarut yang baik karena strukturnya - kecil dan
berbentuk V. Sebagai aturan umum 'like dissolves like' (zat yang serupa
saling melarutkan). Air sebagai molekul polar akan melarutkan senyawa
polar dan ionik. Air melarutkan senyawa tersebut karena dapat
berinteraksi dengannya. Jika senyawa ionik seperti natrium klorida
dilarutkan dalam air, maka ion - ionnya akan tertarik ke ion negatif
(Cl-) dan ujung negatif molekul air akan tertarik ke ion positif (Na+).
Menempelnya molekul zat pelarut ke ion dikenal sebagai solvasi atau
dalam kasus spesifik hidrasi air. Senyawa kovalen polar seperti alkohol
dan glukosa mengandung gugus -OH dan larut dalam air karena senyawa ini
mampu membentuk ikatan hidrogen dengan air. Substansi yang larut dalam
air disebut juga hidrofilik (suka air).
Molekul kovalen nonpolar, seperti lilin, lemak, dan steroid tidak dapat
larut dalam air karena air tidak dapat berinteraksi dengan zat - zat
tersebut. Zat ini disebut juga hidrofobik (tidak suka air) atau
lipofilik (suka lemak). Senyawa nonpolar larut dalam pelarut nonpolar,
misalnya senyawa hidrokarbon seperti bensin dan heksana.
Untuk memasuki tubuh obat - obatan harus terlarut. Obat - obatan
nonpolar larut dalam lemak dan mudah terlarut melalui membran sel
sehingga dapat diberikan melalui koyo tempel atau supositoria. Obat -
obatan polar larut dalam air dan dapat diberikan secara oral atau
injeksi intravena (ke dalam vena) karena larut dalam darah dan cairan
tubuh.
Terdapat juga hubungan antara kelarutan dan berapa lama obat dapat
bertahan dalam tubuh (waktu retensi). Semakin larut suatu obat dalam
air, maka akan semakin cepat transportnya ke hati untuk dipecah dan
diekskresi di urin sehingga waktu retensi akan lebih pendek. Obat - obat
nonpolar cenderung melewati membran sel dan jaringan lemak sehingga
memiliki waktu retensi lebih lama. Namun demikian, mungkin tidak cukup
larut dalam darah yang diperlukan untuk bisa bekerja efektif.
Keseimbangan dapat terhenti di antara dua perbedaan besar dan beberapa
obat memiliki daerah polar dan nonpolar, misalnya obat anestesi lokal
lignokain yang ditransport dalam tubuh melalui air karena memiliki regio
polar tetapi dapat pula memasuki membran sel karena regio nonpolarnya.
Referensi:
- James, Joyce dkk. Prinsip - prinsip Sains untuk Keperawatan.
Tidak ada komentar